Minggu, 19 Agustus 2007

Kilas balik 4 Tahun di UII, Bagian 1

Tak terasa sudah hampir 4 tahun aku kuliah di UII. Sebuah perjalanan yang cukup panjang yang telah aku lalui bersama hiruk pikuk kehidupan mahasiswa. Banyak kenangan yang menyenangkan maupun menyedihkan, semuanya berbaur seiring berjalannya waktu. Teman dan sodara kudapati disini, banyak sekali memori yang ingin rasanya kutulis. Ya…banyak sekali. Semoga saja tulisan ini akan selalu mengingatkanku dengan kenangan2 yang telah aku lalui.

21 agustus 2003, awal mula aku menginjakkan kaki di UII dengan status mahasiswa yang aku peroleh melalui ujian UPCM. Sendirian tanpa teman yang bisa diajak bercanda tawa. Ku ikuti acara Kuliah Perdana yang diikuti pula oleh kurang lebih 3500 mahasiswa baru. Hiruk pikuk terdengar disana-sini mengungkapkan kebahagiaan pada masing-masing Maba-Miba. Acara demi acara mulai berjalan dari sambutan Rektor, perkenalan Pejabat2 di UII, perkenalan Lembaga2 aktivitas Mahasiswa, hiburan dan lain sebagainya. Selaku pembicara waktu itu adalah Prof. Mahfud MD.
Dari pukul 8 pagi hingga 11.30 semua Maba-Miba dengan hikmat mengikuti acara tersebut, hingga akhirnya mulailah acara kumpul2 antar Maba-Miba satu jurusan. Waktu itu masih bingung juga karena belum menemukan teman yang bias diajak ngobrol, hingga akhirnya ada seseorang yang menyapa mengajak berkenalan. Mulai dari satu orang, dua orang dan akhirnya mulai banyak teman yang aku kenal. Amir, yamin, aris, nanang dan fikri ya mungkin merekalah yang pertama aku kenal.

Setelah selesai Kuliah Perdana, aku main ke kos yamin. Di kosnya, aku dikenalkan sama anak metro lampung jurusan informatika namanya Nico Wijaya (dia ga mau kalo dipanggil niko, jadi kalo manggil ya nico he..he..he..).
Sore harinya kami janjian untuk sholat jama’ah dimasjid kampus. Sesampai didepan masjid kampus, aku bingung bagaimana cara masuknya dan dimana letak masjidnya? Karena lantai paling bawah adalah auditorium yang dipakai untuk kuliah perdana. Trus masjidnya dimana…? Karena yamin sama nico dah terbiasa ke masjid, ya..jadinya kami ga kebingungan.
Sesampainya dimasjid, aku disambut dengan ramah oleh salah seorang jama’ah masjid. Di ajak ngobrol, ditanya2 dan macam-macam. Setelah banyak cerita aku baru tahu kalo masjid sebesar itu dikelola oleh mahasiswa yang disebut Takmir. Ya…..sejak saat itulah aku mulai terbiasa jama’ah ke masjid.

Sehari seminggu sebulan, aku mulai betah tinggal dijogja. Ya mungkin karena aku sudah mulai menemukan tempat yang nyaman dan teman2 yang bisa diajak berbagi. Wahyu(atau biasa dipanggil Why), Amir, Nico, Nugroho, Kuswanto, Fajar, Yamin dan Rizal. Itulah teman2 yang aku kenal di Masjid Kampus. Hampir tiap malam kami makan malam bareng di lesehan pecel lele sambil cerita2. Mulai cerita tentang aktivitas di SMU sampai pengalaman punya pacar (kalo yang satu ini aku menyerah deh…. J) dan yang ga kalah menariknya kita saling cerita cita2 masa depan. Masih terkenang dalam ingatanku, waktu itu aku katakan kepada mereka bahwa aku ingin mempunyai pendamping hidup sebelum wisuda, jadi waktu wisuda sudah ada pegangan he..he..he.. tapi ternyata sampai hari ini cita2 itu belum terwujud juga, pernah sih minta ijin ke Ortu tentang hal ini tapi ibu masih memberi lampu merah sedangkan bapak bisa lampu hijau maupun kuning ya katanya terserah yang mau jalani asalkan udah siap.

Masih ingat juga kebiasaan yang kulakukan di kos bersama teman2. Amir dan Nugo, biasanya kami ngobrol ngalor ngidul sampai jam 10 malam, padahal waktu itu kosnya amir masih 4,5 km dari kampus. Selain itu kebiasaan yang aku lakukan sama teman2 adalah puasa senin kamis. Biasanya jam 3 pagi nico datang ke kos bangunin aku sama rizal untuk sahur bareng2, ya cukup jauh juga jarak kosku sama kos nico. Biasanya kami sahur di warungnya bu kos, karena sudah pesan jadi tiap senin sama kamis warungnya ga dikunci, jadi kami bisa ngambil sendiri tanpa membangunkan ibu kos. Sampai ada kejadian waktu mau sahur tiba2 kita jumpai tikus sedang asyiknya berjalan2 disekitar makanan yang nggak ditutup rapat, sejak saat itulah kami jarang makan sahur di warung bu kos dan beralih ke burjo. Ya lebih baik sahur pake mie dari pada sahur bareng sama tikus he..he..he..

Teman masih ingatkah kalian dengan semua itu…? Semoga kalian masih ingat.
Kangen rasanya kumpul2 bareng lagi makan dilesehan pecel lele. Kapan kiranya kita bisa kumpul seperti dulu..?

Tidak ada komentar: